Kamis, 07 Februari 2013

Sikap Dalam Bekerja


    SIKAP DALAM BEKERJA
        Kerja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah melakukan suatu kegiatan, baik itu makan, minum, berkebun, dan lain sebagainya. Kerja tidak bisa terlepas dari kehidupan manusia baik itu orang kaya, miskin, tua, muda, laki-laki, perempuan. Semua orang pasti melakukan pekerjaan entah itu disukai atau tidak. Mayoritas motivasi orang dalam melakukan suatu pekerjaan adalah untuk memenuhi kebutuhannya, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Manusia bekerja menurut keahlian dan kemampuan masing-masing sesusai dengan bidangnya: ada dokter, staf laboratorium, guru, manager, sekretaris, enginer, arsitek, pilot, pedagang, petani, pembantu rumah tangga, bahkan pemulung.
        Setiap orang berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan pekerjaan masing-masing. Tetapi, tidak semua orang dapat mempertanggungjawabkan pekerjaan yang telah diperoleh.     Ada bermacam-macam sikap orang di dalam menjalani pekerjaannya. Penulis akan memaparkan sikap orang dalam bekerja dalam 2 hal yang melatar belakangi sikap orang di dalam menjalani pekerjaannya, yaitu: berdasarkan mental dan tujuan orang dalam bekerja.
1. Mental.
Mental adalah aktivitas jiwa, cara berpikir dan berperasaan. Mental merupakan faktor penentu bagi kemajuan seseorang dalam berbagai hal. Dalam dunia kerja ditemukan 2 pola pikir, yaitu: mental pembantu dan mental pemimpin.
a. Mental pembantu.
    Ada pepatah jawa "Wong koyo gong" Orang seperti gong. Gong merupakan suatu jenis alat musik yang dimainkan dengan cara dipukul. Gong itu kalau tidak dipukul tidak mengeluarkan bunyi. Mental pembantu adalah mental atau pola pikir seseorang yang tidak punya inisiatif. Orang-orang yang bermental pembantu, kalau tidak disuruh tidak akan bertindak. Orang-orang yang bermental pembantu sulit untuk maju.
    Mental seperti ini tidak hanya dimiliki oleh para pembantu rumah tangga saja, tetapi juga dimiliki oleh orang-orang yang berkecimpung di bidang-bidang yang lain seperti: guru, pegawai negeri, staf kantor, pramuniaga, mahasiswa, pelayan restoran, pedagang, petani, dan lain sebagainya. Mayoritas orang yang bermental pembantu memiliki banyak alasan untuk mangkir dari pekerjaannya dan sering kali mengkambing hitamkan orang lain. Bahkan orang-orang tipe ini sering menyalahkan keadaan dan sarana-prasarana yang ada. Orang -orang yang bermental pembantu kurang menyukai orang yang enerjik, penuh inisiatif, dan komunikatif. Mayoritas pekerjaan orang-orang tipe ini adalah berkumpul dan ngobrol tanpa arah dan tujuan yang jelas. Selain itu mereka juga kurang bisa memanagemen waktu, sehingga sebagian besar waktunya terbuang sia-sia.
b. Mental pemimpin.
    Mental pemimpin adalah pola pikir yang kreatif, inisiatif, energik, pekerja keras dan komunikatif. orang-orang yang bermental pemimpin akan mengalami perkembangan yang pesat di segala bidang. Mayoritas orang-orang yang bermental pemimpin akan dipercayakan banyak hal dan menduduki posisi/jabatan penting diberbagai sektor. Orang-orang yang bermental pemimpin disukai banyak orang karaena orang-orang tipe ini sangat bertanggung jawab dan tidak egois.
    Sama halnya dengan mental pembantu tadi, mental pemimpin juga dimiliki oleh orang-orang yang berkecimpung dibidang lain, seperti: mahasiswa, dokter, pejabat, pengusaha, guru, perawat, staf kantor, buruh, bahkan pembantu rumah tangga. Orang-orang yang bermental pemimpin ini penuh inisiatif dan pekerja keras, mereka tidak suka berpangku tangan. Mayoritas orang bermental pemimpin memiliki disiplin yang tinggi, berorentasi pada hasil, dan penuh dedikasi. Maka dari itu tidak menutup kemungkinan bagi orang-orang yang bermental pemimpin bisa meraih puncak kesuksesan dari nol.
2.Tujuan
    Tujuan merupakan suatu sasaran yang ingin dicapai seseorang dalam melakukan sesuatu. Berbicara tujuan ada 2 tujuan, yaitu tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Namun dalam artikel ini penulis tidak akan membahas tujuan jangka panjang dan jangka pendek. Di dalam bekerja seseorang tidak lepas dari yang namanya tujuan. Setiap orang memiliki tujuan masing-masing dalam menjalani pekerjaannya. Ada beberapa tujuan orang dalam bekerja diantaranya adalah: belajar, menerapkan ilmu yang dimiliki, mencari uang, mencari jabatan, dan pelayanan.
a. Belajar.
    Orang yang memiliki tujuan belajar dalam bekerja akan bekerja dengan antusias. orang-orang yang memiliki tujuan belajar ini akan mempelajari segala sesuatu yang ada di perusahaan atau di mana pun ia bekerja. Orang-orang tipe ini akan bekerja dengan sebaik-baiknya. Mayoritas orang tipe ini akan bekerja dengan perusahaan atau orang lain dalam jangka waktu tertentu saja (temporal). Maksudnya kalau orang tersebut sudah memiliki pengetahuan dan modal yang cukup untuk memulai usaha sendiri ia akan berhenti bekerja pada orang lain dan merintis usaha sendiri.
b. Menerapkan ilmu yang dimiliki.
    Orang-orang yang mau menerapkan ilmu yang dimiliki ini mayoritas "fresh graduate". Maksud dari fresh graduate adalah orang-orang yang baru lulus studi baik itu, lulusan SMP, SMA, SMK, Diploma, Sarjana, Master maupun Doktor, tentunya dengan gelar dan kompetensi yang disandang masing-masing. Biasanya orang-orang tipe ini akan bekerja dengan penuh semangat dan kurang memperhatikan masalah salary. Orang-orang tipe ini kebanyakan suka coba-coba, meskipun sudah bekerja di suatu instansi ia akan mudah untuk pindah kerja ke tempat lain. Bahkan ada beberapa orang yang mengistilahkan orang-orang tipe ini "kutu loncat".
c. Mencari uang.
    Orang-orang yang bekerja hanya sekedar untuk mencari uang cara kerjanya cenderung asal-asalan, cuek, dan tidak bertanggung jawab. Mayoritas dari mereka tidak memiliki passion dalam bekerja, yang ada dalam benaknya yang penting dapat uang. Kalau interview masuk kerja ketika ditanya posisi, gaji dan apa saja yang diinginkan jawabannya "terserah". Sikap orang-orang tipe ini sering kali aneh-aneh dan bikin gemes.
    Orang-orang yang bekerja hanya sekedar untuk mencari uang ini suka berbuat curang. ia akan melakukan segala cara untuk memperoleh keuntungan pribadi tanpa memikirkan instansi di mana ia bekerja dan kepentingan orang lain. Perbuatan-perbuatan curang yang dilakukan antara lain adalah: mencuri, menipu, korupsi, memanipulasi data, kong kalikong dengan orang di luar perusahaan dan lain sebagainya yang bersifat merugikan perusahaan.
    Orang-orang yang bekerja sekedar mencari uang ini tidak pernah memikirkan maju mundurnya perusahaan. Mereka hanya berpikir yang penting digaji. Mayoritas mereka tidak peduli dengan sistem dan program-program yang ada di perusahaan dimana mereka bekerja. Bahkan wawasan mereka tentang perusahaan tempat mereka bekerja pun sangat sempit.
d. Mencari jabatan.
    Berbicara mengenai jabatan berarti posisi atau kedudukan seseorang dalam suatu organisasi. Jabatan merupakan sesuatu yang dicari banyak orang dalam berbagai bidang termasuk di dunia kerja. Bahkan ada orang-orang tertentu yang bekerja demi jabatan semata. Orang-orang yang bekerja demi mencari sebuah jabatan memiliki beberapa ciri diantaranya adalah sebagai berikut.
    Orang-orang yang bekerja demi sebuah kedudukan memiliki daya saing (kompetisi) yang cukup tinggi. Pada umumnya mereka tidak mau kalah dengan orang lain. Kalau orang lain melakukan sesuatu yang menurutnya menyaingi dia, ia akan melakukan sesuatu lebih dari yang dilakukan orang lain tersebut.
    Mayoritas orang-orang tipe ini "bermuka dua" atau istilah lainnya "cari muka". Jika dihadapan pimpinan mereka akan bersikap manis dan berpura-pura bekerja keras, tetapi jika pimpinan tidak ada mereka akan berbuat seenaknya sendiri. Bahkan mayoritas dari mereka tidak memiliki integritas, dedikasi, dan cenderung menyalah gunakan kepercayaan yang diberikan oleh perusahaan.
    Selain bermuka dua orang-orang yang berorentasi pada jabatan dalam suatu pekerjaan akan menghalalkan segala cara demi sebuah jabatan yang diinginkan. Pada umumnya mereka akan menempuhnya dengan cara yang tidak benar diantaranya adalah memfitnah orang lain yang berada di posisi yang ia inginkan, menyingkirkan orang-orang yang menurutnya menjadi penghalang langkahnya ( orang yang jujur, disiplin, berdedikasi, pekerja keras dan lain sebagainya). Kadang-kadang orang tipe seperti ini berupaya menyingkirkan pimpinannya dengan segala cara. 
e. Pelayanan.
    Berbicara pelayanan berarti berusaha melayani atau memberikan yang terbaik bagi orang lain. Pelayanan dalam dunia kerja tidak lepas dari keunggulan mutu pekerjaan untuk kemajuan perusahaan. Ciri khas dari orang-orang yangmemiliki motivasi melayani dalam dunia kerja antara lain adalah sebagai berikut.
    Orang-orang yang bekerja dengan tujuan melayani pasti memiliki budaya santun. Maksudnya mereka akan tunduk pada otoritas pemimpin, tidak mendahului kehendak pemimpin, dan memiliki kepribadian yang baik. Pada umumnya mereka sangat komunikatif. Sebelum bertindak mereka akan minta ijin dan saran terlebih dahulu kepada  pemimpin. Kalau ada hal-hal yang tidak beres mereka akan segera memberitahukan kepada pimpinan. Orang-orang tipe ini sangat bertanggung jawab terhadap apa yang dipercayakan atasan atau lembaga kepadanya. Mereka akan berusaha mengerahkan tenaganya untuk memberikan yang terbaik bagi perusahaan tempatnya bekerja tanpa banyak alasan dan memikirkan apa yang perusahaan berikan pada mereka. Salam enterpreneur.
    Selain itu orang-orang yang bertujuan melayani dalam bekerja memiliki sifat-sifat yang mulia diantaranya adalah rajin, pekerja keras, disiplin, tanggung jawab, kebijaksanaan, integritas, dan dedikasi yang tinggi. Mayoritas dari mereka memiliki potensi untuk menjadi pemimpin yang sukses. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang gigih berjuang untuk memberikan yang terbaik dalam hal apa pun. Maka dari itu tidak mengherankan jika mayoritas dari mereka dapat meraih puncak kesuksesan dari bawah dan menjadi orang-orang penting dalam bidangnya masing-masing.
    Pekerjaan merupakan sebuah anugrah yang diberikan Tuhan kepada manusia. Maka dari itu manusia harus bisa mempertanggung jawabkannya. Salah satu wujud dari tanggung jawab terhadap pekerjaan adalah berusaha semaksimal mungkin memberikan yang terbaik. Jika manusia bisa dipercaya dalam hal -hal kecil dan melakukannya dengan setia Tuhan berjanji akan mempercayakan hal-hal yang besar. Demikian juga apa bila manusia tidak jemu-jemu berbuat baik tepat pada waktunya akan menuai hasil dari perbuatannya tersebut. "Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikankepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu."(Matius 25:21). "Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah."(Galatia6:9).

3 B Untuk Memulai Bisnis Memulai bisnis dari nol bukan sesuatu yang mudah, terutama bagi orang-orang yang tidak memiliki back ground pendidikan di bidang enterpreneur. Banyak orang yang memiliki ide-ide cemerlang untuk memulai bisnis. Namun ide-ide itu tidak segera direalisasikan karena pemilik ide-ide cemerlang tersebut enggan untuk merealisasikannya. Tentu sikap enggan tersebut dilatarbelakangi oleh beberapa faktor, misalnya: rasa takut, ketiadaan modal, sumber daya manusia yang memadai dan lain sebagainya. Melihat realita bahwa banyak orang yang ingin memiliki bisnis pribadi, namun tidak kunjung terealisasi penulis akan membagikan 3 kunci untuk memulai bisnis dari nol berdasarkan pengalaman dan persepektif penulis. Penulis akan merangkumnya menjadi "3B Untuk Memulai bisnis. Sebelum membahas Point-point "3 B" penulis akan memaparkan 3B terlebih dahulu. "3" adalah tiga tips atau cara-cara yang harus di tempuh. "B" adalah berani. Maksudnya adalah 3 keberanian yang harus ditempuh dalam memulai bisnis dari nol. Mengapa demikian? karena banyak orang yang memiliki keinginan untuk memulai sebuah bisnis namun tak kunjung terealisasi. Penulis akan menguraikan "3 B" satu per satu, adapun uraiannya adalah sebagai berikut. A. Berani Mencoba. Banyak orang yang enggan atau takut dalam mencoba hal-hal baru termasuk mencoba memulai bisnis. Pada umumnya alasan orang tidak berani mencoba hal baru ada tiga hal, yaitu: merasa tidak bisa, takut salah, dan takut gagal. Perasaan-perasaan tersebut muncul dari pribadi orang tersebut. Memang tidak mudah menepis perasaan-perasaan tersebut. Maka dari itu diperlukan sebuah keberanian untuk mencoba. Dengan demikian ide-ide bisnis yang dimiliki tersebut segera terealisasikan. Memang kemungkinan untuk salah, gagal dan lain sebagainya itu ada. Namun tanpa mencoba kita tidak akan pernah mengerti dan mengalami hal-hal baru di dalam hidup kita. B. Berani berinvestasi. Berbicara investasi tidak harus dalam bentuk uang, memang lebih baik jika kita bisa menginvestasikan uang. Jika kita tidak memiliki uang untuk diinvestasikan kita bisa mengivestasikan ide, keahlian, waktu dan lain sebagainya. Masalah uang kita bisa mendapatkannya dari orang-orang yang bisa diajak bekerjasama dengan sistem bagi hasil, pinjam uang dari saudara, bank, koperasi dan lain sebagainya. Opsi lainnya adalah dengan menjualkan produk orang lain terlebih dahulu dan kita membayarkan uang hasil penjualan tersebut kepada yang bersangkutan. Bisa juga dengan menjadi perantara jual-beli property dan lain sebagainya. Dengan demikian kita bisa mendapatkan fee untuk modal bisnis. Mengenai investasi kita dapat belajar dari seorang petani misalnya. Seorang petani akan berusaha menanam di lahan yang dimilikinya tidak melihat kondisi yang ada. Entah habis mengalami kerugian atau mendapatkan hasil panen yang melimpah. Dalam berinvestasi ada dua kemungkinan, yaitu: untung dan rugi. Di dalam kehidupan ini ada prinsip "tabur tuai". Setiap orang yang menabur pasti akan menuai. Berbicara mengenai tuaian tidak selalu berorentasi pada buah atau hasil tetapi kita juga dapat menuai pengalaman. Dengan demikian kita dapat menuai kedua-duanya. Seandainya kita mengalami kerugian finansial, paling tidak kita mendapatkan pengalaman. C. Berani Menanggung Resiko. Setiap keputusan yang kita ambil pasti ada resiko yang harus kita tanggung termasuk di dalam berbisnis. Berbicara resiko ada dua kemungkinan, yaitu berhasil dan gagal. Kalau kita berhasil tentu kita akan mendapat keuntungan baik secara finansial maupun pengalaman. Jika kita gagal tentu kita mengalami kerugian materi namun kita tidak perlu trauma dalam bisnis. Anggap saja itu semua pembelajaran, sebab yang namanya orang belajar bisa jadi kita mengalami kesalahan atau kegagalan. Selain itu pegang prinsip kalau kegagalan merupakan sebuah cambuk untuk meraih keberhasilan. Ada satu pepatah yang mengatakan "Semakin banyak kegagalan yang dialami akan semakin mendekati keberhasilan". Hal itu memang benar adaya dan terbukti banyak pengusaha yang telah mengalami banyak kegagalan dan akhirnya menjadi pengusaha sukses. Salam enterpreneur.

3 B Untuk Memulai Bisnis
    Memulai bisnis dari nol bukan sesuatu yang mudah, terutama bagi orang-orang yang tidak memiliki back ground pendidikan di bidang enterpreneur. Banyak orang yang memiliki ide-ide cemerlang untuk memulai bisnis. Namun ide-ide itu tidak segera direalisasikan karena pemilik ide-ide cemerlang tersebut enggan untuk merealisasikannya. Tentu sikap enggan tersebut dilatarbelakangi oleh beberapa faktor, misalnya: rasa takut, ketiadaan modal, sumber daya manusia yang memadai dan lain sebagainya.
    Melihat realita bahwa banyak orang yang ingin memiliki bisnis pribadi, namun tidak kunjung terealisasi penulis akan membagikan 3 kunci untuk memulai bisnis dari nol berdasarkan pengalaman dan persepektif penulis. Penulis akan merangkumnya menjadi "3B Untuk Memulai bisnis.
    Sebelum membahas Point-point "3 B" penulis akan memaparkan 3B terlebih dahulu. "3" adalah tiga tips atau cara-cara yang harus di tempuh. "B" adalah berani. Maksudnya adalah 3 keberanian yang harus ditempuh dalam memulai bisnis dari nol. Mengapa demikian? karena banyak orang yang memiliki keinginan untuk memulai sebuah bisnis namun tak kunjung terealisasi. Penulis akan menguraikan "3 B" satu per satu, adapun uraiannya adalah sebagai berikut.
A. Berani Mencoba.
    Banyak orang yang enggan atau takut dalam mencoba hal-hal baru termasuk mencoba memulai bisnis. Pada umumnya alasan orang tidak berani mencoba hal baru ada tiga hal, yaitu: merasa tidak bisa, takut salah, dan takut gagal. Perasaan-perasaan tersebut muncul dari pribadi orang tersebut. Memang tidak mudah menepis perasaan-perasaan tersebut. Maka dari itu diperlukan sebuah keberanian untuk mencoba. Dengan demikian ide-ide bisnis yang dimiliki tersebut segera terealisasikan. Memang kemungkinan untuk salah, gagal dan lain sebagainya itu ada. Namun tanpa mencoba kita tidak akan pernah mengerti dan mengalami hal-hal baru di dalam hidup kita.
B. Berani berinvestasi.
    Berbicara investasi tidak harus dalam bentuk uang, memang lebih baik jika kita bisa menginvestasikan uang. Jika kita tidak memiliki uang untuk diinvestasikan kita bisa mengivestasikan ide, keahlian, waktu dan lain sebagainya. Masalah uang kita bisa mendapatkannya dari orang-orang yang bisa diajak bekerjasama dengan sistem bagi hasil, pinjam uang dari saudara, bank, koperasi dan lain sebagainya. Opsi lainnya adalah dengan menjualkan produk orang lain terlebih dahulu dan kita membayarkan uang hasil penjualan tersebut kepada yang bersangkutan. Bisa juga dengan menjadi perantara jual-beli property dan lain sebagainya. Dengan demikian kita bisa mendapatkan fee untuk modal bisnis.
    Mengenai investasi kita dapat belajar dari seorang petani misalnya. Seorang petani akan berusaha menanam di lahan yang dimilikinya tidak melihat kondisi yang ada. Entah habis mengalami kerugian atau mendapatkan hasil panen yang melimpah. Dalam berinvestasi ada dua kemungkinan, yaitu: untung dan rugi. Di dalam kehidupan ini ada prinsip "tabur tuai". Setiap orang yang menabur pasti akan menuai. Berbicara mengenai tuaian tidak selalu berorentasi pada buah atau hasil tetapi kita juga dapat menuai pengalaman. Dengan demikian kita dapat menuai kedua-duanya. Seandainya kita mengalami kerugian finansial, paling tidak kita mendapatkan pengalaman.
C. Berani Menanggung Resiko.
    Setiap keputusan yang kita ambil pasti ada resiko yang harus kita tanggung termasuk di dalam berbisnis. Berbicara resiko ada dua kemungkinan, yaitu berhasil dan gagal. Kalau kita berhasil tentu kita akan mendapat keuntungan baik secara finansial maupun pengalaman. Jika kita gagal tentu kita mengalami kerugian materi namun kita tidak perlu trauma dalam bisnis. Anggap saja itu semua pembelajaran, sebab yang namanya orang belajar bisa jadi kita mengalami kesalahan atau kegagalan. Selain itu pegang prinsip kalau kegagalan merupakan sebuah cambuk untuk meraih keberhasilan. Ada satu pepatah yang mengatakan "Semakin banyak kegagalan yang dialami akan semakin mendekati keberhasilan". Hal itu memang benar adaya dan terbukti banyak pengusaha yang telah mengalami banyak kegagalan dan akhirnya menjadi pengusaha sukses. Salam enterpreneur.



LANGKAH CERDAS MENGELOLA WAKTU

LANGKAH CERDAS MENGELOLA WAKTU
    Waktu merupakan anugerah yang diberikan Tuhan kepada manusia tanpa memandang usia, gender, status sosial, suku, dan bangsa. Setiap manusia diberi porsi waktu yang sama, satu tahun ada dua belas bulan, satu bulan ada empat minggu, satu minggu ada tujuh hari, satu hari ada dua belas jam dan seterusnya. Waktu tidak bisa di simpan layaknya uang,waktu begitu cepat berlalu. Sayangnya banyak orang yang tidak bisa mengelola waktu yang dimilikinya. Sehingga waktu-waktu yang ada terbuang dengan sia-sia. Kalau melihat realita ada orang yang sukses dan ada orang yang gagal itu salah satu faktor penyebabnya terletak pada management waktu.
    Dalam artikel ini penulis akan menguraikan tips managemen waktu secara sederhana. Penulis akan menguraikanya menjadi empat point, yaitu: menentukan skala prioritas, membuat jadwal kegiatan sehari-hari, jangan plin-plan, dan kurangi kebiasaan buruk. Ada pun pembahasannya adalah sebagai berikut.
A. Menentukan skala prioritas.
    Setiap orang memiliki kesibukan masing-masing sesuai dengan status dan profesinya. Namun banyak orang yang tidak bisa mengutamakan prioritas, sehingga tidak dapat memanfaatkan waktu yang ada secara optimal. Maka dari itu diperlukan skala prioritas, sehingga segala aktifitas dapat berjalan berdasarkan urgensinya.
B. Membuat jadwal kegiatan sehari-hari.
    Jadwal kegiatan sehari-hari sangat penting bagi orang yang ingin mengoptimalkan waktunya. Dengan jadwal kegiatan harian kita dapat mengetahui hal apa saja yang akan kita lakukan. Dengan demikian kita tidak menghabiskan waktu hanya untuk memikirkan hal apa saja yang harus kita lakukan. Selain itu kita dapat konsisten terhadap aktifitas yang telah kita rencanakan. Jadwal kegiatan harian dapat disususn secara sederhana sesuai dengan kebutuhan. Tentunya jadwal hariansetiap orang berbeda-beda mengingat kebutuhan setiap pribadi juga berbeda.
C. Jangan plin-plan.
    Plin-plan merupakan sikap yang tidak baik di dalam pengelolaan waktu. Sikap plin-plan dapat menghancurkan banyak hal, baik itu bisnis, pendidikan, masa depan dan lain sebagainya. Maka dari itu kita harus mengganti sikap plin-plan dengan ketegasan. Dengan bersikap tegas dalam mengambil keputusan kita dapat memanfaatkan waktu yang ada dengan baik.
D. Kurangi kebiasaan buruk.
    Banyak orang yang menyia-nyiakan waktu dengan kebiasaan buruk yang tidak produktif, misalnya: ngobrol, melamun, menunda pekerjaan dan lain sebagainya. Kebiasaan-kebiasaan ini dapat merusak planing yang telah ada. Sehingga segala sesuatu yang seharusnya bisa dikerjakan secara maksimal menjadi terkesan asal-asalan.  Dengan demikian hasil yang kita dapatkan akan hancur. Jadi mulai hari ini kita harus meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk tersebut. Salam enterpreneur.

KIAT SUKSES MENJARING KONSUMEN


 

  KIAT SUKSES MENJARING KONSUMEN
  Suatu bisnis tidak akan terjadi tanpa dilatarbelakangi oleh adanya kebutuhan konsumen. Suatu bisnis tidak akan berkembang bahkan mengalami kerugian kalau tidak memiliki konsumen. Untuk memiliki konsumen tetap bukan hal yang mudah melainkan diperlukan daya dan upaya untuk menjaring konsumen. Menjaring konsumen merupakan syarat mutlak bagi pelaku bisnis agar tetap survive dan berkembang. Berikut ini penulis akan memaparkan bagaimana cara menjaring konsumen yang efektif.
A Berikan yang terbaik kepada konsumen.
    Pelayanan yang baik merupakan kunci keberhasilan menjaring konsumen. Memberikan pelayanan yang baik kepada konsumen diperlukan kerja keras dan kerja cerdas. Berikut ini adalah beberapa cara pelayanan yang baik kepada konsumen: Pertama, greeting (senyum, sapa, dan salam) berikan sambutan yang hangat kepada konsumen. Kedua, tanyakan kebutuhan konsumen. Ketiga, tawarkan bantuan kepada konsumen. 
B. Jaga kualitas produk.
    Untuk menjaga kepercayaan antara pelaku bisnis dan konsumen pihak bisnismen harus komitmen menjaga kualitas produknya. Di dalam berbisnis sering kali ada hal-hal yang menyebabkan kenaikan biaya bahan baku, biaya produksi, biaya diotribusi dan lain sebagainya. Hal-hal tersebut dapat berupa kelangkaan bahan baku, kenaikan harga BBM, kebijakan pemerintah, keadaan politik yang tidak stabil, krisis ekonomi dan lain sebagainya. Tentu saja hal itu akan mempengaruhi biaya produksi dan harga jual produk. Meskipun demikian jangan bertahan pada harga. Pelaku bisnis dapat menaikkan harga tetapi tetap menjaga kualitas produk dan memberikan penjelasan kepada konsumen.
C. Beradaptasi terhadap perubahan.
    Berbicara tentang perubahan perlu di ketahui bahwa tidak ada orang yang sanggup menolak perubahan. Mau tidak mau, suka tidak suka semua orang pasti akan menghadapi perubahan tidak peduli siapa dan dimana orang tersebut . Demikian juga dalam berbisnis kita akan menjumpai perubahan baik itu dalam hal teknologi, pengemasan, pemasaran, maupun kebutuhan konsumen. Perubahan bukanlan sesuatu yang harus dihindari melainkan sesuatu yang harus disiasati. Cara menyiasatinya dalah dengan cara beradaptasi, sehingga bisnis kita tidak hancur tergilas oleh perubahan yang terjadi. Kadang-kadang perubahan dapat membawa bisnis kita ke puncak kejayaan. Dengan demikian bisnis yang kita miliki akan tetap survive dan berkembang. Salam enterpreneur.