Kamis, 07 Februari 2013

Sikap Dalam Bekerja


    SIKAP DALAM BEKERJA
        Kerja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah melakukan suatu kegiatan, baik itu makan, minum, berkebun, dan lain sebagainya. Kerja tidak bisa terlepas dari kehidupan manusia baik itu orang kaya, miskin, tua, muda, laki-laki, perempuan. Semua orang pasti melakukan pekerjaan entah itu disukai atau tidak. Mayoritas motivasi orang dalam melakukan suatu pekerjaan adalah untuk memenuhi kebutuhannya, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Manusia bekerja menurut keahlian dan kemampuan masing-masing sesusai dengan bidangnya: ada dokter, staf laboratorium, guru, manager, sekretaris, enginer, arsitek, pilot, pedagang, petani, pembantu rumah tangga, bahkan pemulung.
        Setiap orang berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan pekerjaan masing-masing. Tetapi, tidak semua orang dapat mempertanggungjawabkan pekerjaan yang telah diperoleh.     Ada bermacam-macam sikap orang di dalam menjalani pekerjaannya. Penulis akan memaparkan sikap orang dalam bekerja dalam 2 hal yang melatar belakangi sikap orang di dalam menjalani pekerjaannya, yaitu: berdasarkan mental dan tujuan orang dalam bekerja.
1. Mental.
Mental adalah aktivitas jiwa, cara berpikir dan berperasaan. Mental merupakan faktor penentu bagi kemajuan seseorang dalam berbagai hal. Dalam dunia kerja ditemukan 2 pola pikir, yaitu: mental pembantu dan mental pemimpin.
a. Mental pembantu.
    Ada pepatah jawa "Wong koyo gong" Orang seperti gong. Gong merupakan suatu jenis alat musik yang dimainkan dengan cara dipukul. Gong itu kalau tidak dipukul tidak mengeluarkan bunyi. Mental pembantu adalah mental atau pola pikir seseorang yang tidak punya inisiatif. Orang-orang yang bermental pembantu, kalau tidak disuruh tidak akan bertindak. Orang-orang yang bermental pembantu sulit untuk maju.
    Mental seperti ini tidak hanya dimiliki oleh para pembantu rumah tangga saja, tetapi juga dimiliki oleh orang-orang yang berkecimpung di bidang-bidang yang lain seperti: guru, pegawai negeri, staf kantor, pramuniaga, mahasiswa, pelayan restoran, pedagang, petani, dan lain sebagainya. Mayoritas orang yang bermental pembantu memiliki banyak alasan untuk mangkir dari pekerjaannya dan sering kali mengkambing hitamkan orang lain. Bahkan orang-orang tipe ini sering menyalahkan keadaan dan sarana-prasarana yang ada. Orang -orang yang bermental pembantu kurang menyukai orang yang enerjik, penuh inisiatif, dan komunikatif. Mayoritas pekerjaan orang-orang tipe ini adalah berkumpul dan ngobrol tanpa arah dan tujuan yang jelas. Selain itu mereka juga kurang bisa memanagemen waktu, sehingga sebagian besar waktunya terbuang sia-sia.
b. Mental pemimpin.
    Mental pemimpin adalah pola pikir yang kreatif, inisiatif, energik, pekerja keras dan komunikatif. orang-orang yang bermental pemimpin akan mengalami perkembangan yang pesat di segala bidang. Mayoritas orang-orang yang bermental pemimpin akan dipercayakan banyak hal dan menduduki posisi/jabatan penting diberbagai sektor. Orang-orang yang bermental pemimpin disukai banyak orang karaena orang-orang tipe ini sangat bertanggung jawab dan tidak egois.
    Sama halnya dengan mental pembantu tadi, mental pemimpin juga dimiliki oleh orang-orang yang berkecimpung dibidang lain, seperti: mahasiswa, dokter, pejabat, pengusaha, guru, perawat, staf kantor, buruh, bahkan pembantu rumah tangga. Orang-orang yang bermental pemimpin ini penuh inisiatif dan pekerja keras, mereka tidak suka berpangku tangan. Mayoritas orang bermental pemimpin memiliki disiplin yang tinggi, berorentasi pada hasil, dan penuh dedikasi. Maka dari itu tidak menutup kemungkinan bagi orang-orang yang bermental pemimpin bisa meraih puncak kesuksesan dari nol.
2.Tujuan
    Tujuan merupakan suatu sasaran yang ingin dicapai seseorang dalam melakukan sesuatu. Berbicara tujuan ada 2 tujuan, yaitu tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Namun dalam artikel ini penulis tidak akan membahas tujuan jangka panjang dan jangka pendek. Di dalam bekerja seseorang tidak lepas dari yang namanya tujuan. Setiap orang memiliki tujuan masing-masing dalam menjalani pekerjaannya. Ada beberapa tujuan orang dalam bekerja diantaranya adalah: belajar, menerapkan ilmu yang dimiliki, mencari uang, mencari jabatan, dan pelayanan.
a. Belajar.
    Orang yang memiliki tujuan belajar dalam bekerja akan bekerja dengan antusias. orang-orang yang memiliki tujuan belajar ini akan mempelajari segala sesuatu yang ada di perusahaan atau di mana pun ia bekerja. Orang-orang tipe ini akan bekerja dengan sebaik-baiknya. Mayoritas orang tipe ini akan bekerja dengan perusahaan atau orang lain dalam jangka waktu tertentu saja (temporal). Maksudnya kalau orang tersebut sudah memiliki pengetahuan dan modal yang cukup untuk memulai usaha sendiri ia akan berhenti bekerja pada orang lain dan merintis usaha sendiri.
b. Menerapkan ilmu yang dimiliki.
    Orang-orang yang mau menerapkan ilmu yang dimiliki ini mayoritas "fresh graduate". Maksud dari fresh graduate adalah orang-orang yang baru lulus studi baik itu, lulusan SMP, SMA, SMK, Diploma, Sarjana, Master maupun Doktor, tentunya dengan gelar dan kompetensi yang disandang masing-masing. Biasanya orang-orang tipe ini akan bekerja dengan penuh semangat dan kurang memperhatikan masalah salary. Orang-orang tipe ini kebanyakan suka coba-coba, meskipun sudah bekerja di suatu instansi ia akan mudah untuk pindah kerja ke tempat lain. Bahkan ada beberapa orang yang mengistilahkan orang-orang tipe ini "kutu loncat".
c. Mencari uang.
    Orang-orang yang bekerja hanya sekedar untuk mencari uang cara kerjanya cenderung asal-asalan, cuek, dan tidak bertanggung jawab. Mayoritas dari mereka tidak memiliki passion dalam bekerja, yang ada dalam benaknya yang penting dapat uang. Kalau interview masuk kerja ketika ditanya posisi, gaji dan apa saja yang diinginkan jawabannya "terserah". Sikap orang-orang tipe ini sering kali aneh-aneh dan bikin gemes.
    Orang-orang yang bekerja hanya sekedar untuk mencari uang ini suka berbuat curang. ia akan melakukan segala cara untuk memperoleh keuntungan pribadi tanpa memikirkan instansi di mana ia bekerja dan kepentingan orang lain. Perbuatan-perbuatan curang yang dilakukan antara lain adalah: mencuri, menipu, korupsi, memanipulasi data, kong kalikong dengan orang di luar perusahaan dan lain sebagainya yang bersifat merugikan perusahaan.
    Orang-orang yang bekerja sekedar mencari uang ini tidak pernah memikirkan maju mundurnya perusahaan. Mereka hanya berpikir yang penting digaji. Mayoritas mereka tidak peduli dengan sistem dan program-program yang ada di perusahaan dimana mereka bekerja. Bahkan wawasan mereka tentang perusahaan tempat mereka bekerja pun sangat sempit.
d. Mencari jabatan.
    Berbicara mengenai jabatan berarti posisi atau kedudukan seseorang dalam suatu organisasi. Jabatan merupakan sesuatu yang dicari banyak orang dalam berbagai bidang termasuk di dunia kerja. Bahkan ada orang-orang tertentu yang bekerja demi jabatan semata. Orang-orang yang bekerja demi mencari sebuah jabatan memiliki beberapa ciri diantaranya adalah sebagai berikut.
    Orang-orang yang bekerja demi sebuah kedudukan memiliki daya saing (kompetisi) yang cukup tinggi. Pada umumnya mereka tidak mau kalah dengan orang lain. Kalau orang lain melakukan sesuatu yang menurutnya menyaingi dia, ia akan melakukan sesuatu lebih dari yang dilakukan orang lain tersebut.
    Mayoritas orang-orang tipe ini "bermuka dua" atau istilah lainnya "cari muka". Jika dihadapan pimpinan mereka akan bersikap manis dan berpura-pura bekerja keras, tetapi jika pimpinan tidak ada mereka akan berbuat seenaknya sendiri. Bahkan mayoritas dari mereka tidak memiliki integritas, dedikasi, dan cenderung menyalah gunakan kepercayaan yang diberikan oleh perusahaan.
    Selain bermuka dua orang-orang yang berorentasi pada jabatan dalam suatu pekerjaan akan menghalalkan segala cara demi sebuah jabatan yang diinginkan. Pada umumnya mereka akan menempuhnya dengan cara yang tidak benar diantaranya adalah memfitnah orang lain yang berada di posisi yang ia inginkan, menyingkirkan orang-orang yang menurutnya menjadi penghalang langkahnya ( orang yang jujur, disiplin, berdedikasi, pekerja keras dan lain sebagainya). Kadang-kadang orang tipe seperti ini berupaya menyingkirkan pimpinannya dengan segala cara. 
e. Pelayanan.
    Berbicara pelayanan berarti berusaha melayani atau memberikan yang terbaik bagi orang lain. Pelayanan dalam dunia kerja tidak lepas dari keunggulan mutu pekerjaan untuk kemajuan perusahaan. Ciri khas dari orang-orang yangmemiliki motivasi melayani dalam dunia kerja antara lain adalah sebagai berikut.
    Orang-orang yang bekerja dengan tujuan melayani pasti memiliki budaya santun. Maksudnya mereka akan tunduk pada otoritas pemimpin, tidak mendahului kehendak pemimpin, dan memiliki kepribadian yang baik. Pada umumnya mereka sangat komunikatif. Sebelum bertindak mereka akan minta ijin dan saran terlebih dahulu kepada  pemimpin. Kalau ada hal-hal yang tidak beres mereka akan segera memberitahukan kepada pimpinan. Orang-orang tipe ini sangat bertanggung jawab terhadap apa yang dipercayakan atasan atau lembaga kepadanya. Mereka akan berusaha mengerahkan tenaganya untuk memberikan yang terbaik bagi perusahaan tempatnya bekerja tanpa banyak alasan dan memikirkan apa yang perusahaan berikan pada mereka. Salam enterpreneur.
    Selain itu orang-orang yang bertujuan melayani dalam bekerja memiliki sifat-sifat yang mulia diantaranya adalah rajin, pekerja keras, disiplin, tanggung jawab, kebijaksanaan, integritas, dan dedikasi yang tinggi. Mayoritas dari mereka memiliki potensi untuk menjadi pemimpin yang sukses. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang gigih berjuang untuk memberikan yang terbaik dalam hal apa pun. Maka dari itu tidak mengherankan jika mayoritas dari mereka dapat meraih puncak kesuksesan dari bawah dan menjadi orang-orang penting dalam bidangnya masing-masing.
    Pekerjaan merupakan sebuah anugrah yang diberikan Tuhan kepada manusia. Maka dari itu manusia harus bisa mempertanggung jawabkannya. Salah satu wujud dari tanggung jawab terhadap pekerjaan adalah berusaha semaksimal mungkin memberikan yang terbaik. Jika manusia bisa dipercaya dalam hal -hal kecil dan melakukannya dengan setia Tuhan berjanji akan mempercayakan hal-hal yang besar. Demikian juga apa bila manusia tidak jemu-jemu berbuat baik tepat pada waktunya akan menuai hasil dari perbuatannya tersebut. "Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikankepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu."(Matius 25:21). "Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah."(Galatia6:9).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar